Pernikahan Tanpa Kemewahan

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum:21)

Ketika Nabi Muhammad menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, beliau mengundang Abu Bakar, Umar, dan Usamah untuk membawakan “persiapan” Fatimah. Mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang dipersiapkan Rasulullah untuk putri kinasih dan keponakan tersayangnya itu? Ternyata bekalnya cuma penggilingan gandum, kulit binatang yang disamak,kendi, dan sebuah piring.

Mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis. "Ya Rasulullah. Inikah persiapan untuk Fatimah?" tanya Abu Bakar terguguk. Nabi Muhammad pun menenangkannya, "Wahai Abu Bakar. Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia."

PENDIRI RUMAH QURANI INDONESIA

PROFIL ALI FAHRUDDIN, MA.

Pendiri beserta Istri

Tahun 1976 adalah tahun kelahiranku, tepatnya pada tanggal 6 Januari di Pemalang Jawa Tengah dari orang tua, Bapak H. Marsetyo dan Ibu Jaziroh. Setelah menamatkan sekolah dasar pada tahun 1988, saya melanjutkan studiku di pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Keinginan untuk mondok ini telah menjadi cita-citsaya sejak SD karena melihat keberhasilan paman-pamanku yang alumni dari sana. Pada tahun itu juga, saya dengan diantar seluruh keluarga saya pergi ke Jombang. Pamanku menyarankan agar saya dipondokkan di Madrasatul Quran, salah satu pondok yang berada di Tebuireng. Ternyata, pondok ini di samping mempelajari kitab kuning juga menganjurkan agar para santrinya menghafal al-Quran.

RUQI MEMBUKA PENDAFTARAN MAHASANTRI BARU

RuQI membuka pendaftaran Mahasantri Baru setiap tahunnya. Di bawah ini syarat-syarat pendaftaran berikut Tujuan, Klasifikasi Pelajar, dll.

SETENGAH JAM HAFAL AYAT AL-QURAN SATU HALAMAN

SETENGAH JAM HAFAL AYAT AL-QURAN SATU HALAMAN

OLEH: H. ALI FAHRUDIN, MA. AL-HAFIZH

A. PROLOG

Ketika Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi seorang Rasul pilihan Allah, masyarakat Arab ketika itu bukan hampa peradaban. Negeri Arab meskipun tandus dan tak mempunyai pemerintahan khusus, seperti Persia dan Romawi, namun peradaban mereka tidak dapat dianggap remeh. Para penyair-penyair Arab Jahiliyah merupakan salah satu bukti peradaban tersebut. Satu hal yang dianggap istimewa bagi kebanyakan masyarakat itu ialah kemampuan hafalan mereka yang luar biasa. Dianggap luar biasa karena banyak di antara mereka yang mampu menghafal sya'ir-sya'ir yang sangat banyak dengan sekali dengar. Sementara budaya tulis menulis tidak begitu terkenal di kalangan mereka karena mereka sangat mengandalkan hafalan mereka. Tradisi ini terus berlanjut sampai Rasulullah Saw. diutus. Para sahabat Nabi sangat antusias untuk menghafalkan al-Quran. Kemudian Rasulullah memilih di antara para sahabatnya yang hafalannya kuat dan pandai menulis untuk menjaga keotentikan al-Quran dengan dijadikannya sebagai penulis wahyu.

Hanya 3 Kali Nabi Ibrahim Berdusta

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya Ibrahim As. Tidak berdusta selain pada tiga perkara: dua hal tentang Zat Allah, yakni dalam firman Allah bal fa'alahu kabiiruhum haadzaa dan firman Allah innii saqiim.(QS. Ash-Shaffat: 89) Satu lagi yaitu ketika Ibrahim As. bersama Sarah (istrinya) berjalan di negeri yang penguasanya zalim.

Jangan Siksa Orang, Meski Dia Mengkhianatimu !

Hendaknya Memaafkan

Dari Aisyah ra., bahwasanya ada salah seorang shahabat Nabi yang duduk di depan beliau, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, saya mempunyai banyak budak yang suka membohongiku, mengkhianatiku, dan membangkang (perintahku). (Karena itu), saya memukuli mereka dan mencela mereka, Bagaimana tindakanku terhadap mereka ini?" Lalu Rasulullah SAW menjawab,

Profil Rumah Qurani Indonesia

PROFIL

PENDIDIKAN AL-QURAN

RUMAH QURANI INDONESIA

PENGANTAR

Umat Islam yang mayoritas di negeri ini memiliki potensi besar untuk memajukan bangsa dan agamanya. Terlebih lagi mahasiswa sebagai agen perubahan negeri ini, mereka memiliki potensi yang amat kuat untuk melakukan transformasi kaum Muslimin agar lebih baik. Potensi tersebut dapat digali secara maksimal melalui pendidikan mereka, baik pendidikan formal maupun informal. Salah satu pendidikan informal yang dapat membangkitkan semangat hidup dan mewarnai kehidupan mereka adalah mempelajari ilmu agama. Tanpa agama manusia hidup tanpa tujuan dan harapan ke masa depannya, yakni masa ketika mereka dipanggil kembali oleh Zat yang memiliki kehidupan ini.