Home » » SETENGAH JAM HAFAL AYAT AL-QURAN SATU HALAMAN

SETENGAH JAM HAFAL AYAT AL-QURAN SATU HALAMAN

Written By PROFIL RUMAH QURANI INDONESIA on Minggu, 13 Desember 2009 | 14.17.00

SETENGAH JAM HAFAL AYAT AL-QURAN SATU HALAMAN
OLEH: H. ALI FAHRUDIN, MA. AL-HAFIZH
A. PROLOG
Ketika Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi seorang Rasul pilihan Allah, masyarakat Arab ketika itu bukan hampa peradaban. Negeri Arab meskipun tandus dan tak mempunyai pemerintahan khusus, seperti Persia dan Romawi, namun peradaban mereka tidak dapat dianggap remeh. Para penyair-penyair Arab Jahiliyah merupakan salah satu bukti peradaban tersebut. Satu hal yang dianggap istimewa bagi kebanyakan masyarakat itu ialah kemampuan hafalan mereka yang luar biasa. Dianggap luar biasa karena banyak di antara mereka yang mampu menghafal sya'ir-sya'ir yang sangat banyak dengan sekali dengar. Sementara budaya tulis menulis tidak begitu terkenal di kalangan mereka karena mereka sangat mengandalkan hafalan mereka. Tradisi ini terus berlanjut sampai Rasulullah Saw. diutus. Para sahabat Nabi sangat antusias untuk menghafalkan al-Quran. Kemudian Rasulullah memilih di antara para sahabatnya yang hafalannya kuat dan pandai menulis untuk menjaga keotentikan al-Quran dengan dijadikannya sebagai penulis wahyu.

Pada zaman Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq ra., terjadi peperangan yang menewaskan banyak para sahabat yang hafal al-Quran sehingga Umar bin Khatab ra. merasa resah, khawatir berpengaruh kepada penjagaan kemurnian al-Quran, sementara belum semua kaum muslimin dapat mempelajarinya dengan baik. Lalu beliau mengusulkan agar al-Quran yang tercecer dalam lembaran-lembaran dari para shahabat penulis wahyu dibukukan agar menjadi rujukan utama jika terjadi lagi sesuatu yang menimpa para shahabat yang hafal al-Quran. Usaha ini dilanjutkan oleh Khalifah Usman bin Affan ra. dengan pembentukan panitia penulisan al-Quran yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit, salah seorang penulis wahyu di zaman Rasulullah Saw yang dibantu dengan para shahabat penghafal al-Quran yang lain. Namun demikian, penulisan al-Quran ini hanyalah sebagai sarana agar al-Quran ini mudah dibaca kaum Muslimin secara umum tetapi tidak menyurutkan tradisi mereka untuk menghafalkannnya. Hal ini disebabkan karena adanya anjuran dari Rasulullah Saw. dan banyak keutamaan yang dimiliki orang-orang hafal al-Quran ni. Di antara anjuran tersebut ialah:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ان الذي ليس فى جوفه شيئ من القزأن كالبيت الخرب [1]
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: sesungguhnya orang yang di dalam hatinya tidak ada sesuatu pun (hafalan) al-Quran itu bagaikan rumah yang runtuh.
Adapun keutamaan bagi mereka yang hafal al-Quran, Rasulullah bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم: يقال لصاحب القرأن: اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل فى الدنيا فان منزلتك عند أخر اية تقرأ بها.[2]
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra. bahwa Nabi bersabda: Dikatakan kepada sahabat al-Quran (penghafalnya): bacalah dan naiklah, bacalah sebagaimana kamu membacanya di dunia, sesungguhnya posisi kalian adalah di akhir ayat yang kalian baca.
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يجيء القرأن يوم القيامة فيقول : يارب حله فيلبس تاج الكرامة ثم يقول: يا رب زده فيلبس حلة الكرامة ثم يقول: يا رب ارض عنه فيرضى عنه. فيقال له: اقرأ وارق وتزاد بكل أية حسنة.[3]
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi Saw. bersabda: Pada hari kiamat nanti al-Quran akan datang berkata: Wahai Tuhan berilah dia perhiasan, maka dipakaikanlah mahkota kemuliaan. Kemudian al-Quran berkata lagi: Wahai Tuhan tambahkanlah, maka dipakaikanlah perhiasan kemuliaan. Kemudian al-Quran berkata lagi: Wahai Tuhan, ridhailah dia, maka Tuhan pun meridhainya. Kemudian dikatakan kepadanya: Bacalah dan naiklah! Maka untuk setiap ayat yang dibacanya akan ditambahkan satu kebaikan.
عن علي بن ابن طالب رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من قرأ القرأن واستظهره فأحل حلاله وحرم حرامه أدخله الله به الجنة وشفعه في عشرة من أهله كلهم فد وجبت له النار.[4]
Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa yang membaca al-Quran dan menampakkannya dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga, dia juga akan diberi hak memberi pertolongan (syafaat) terhadap sepuluh orang kerabatnya yang semuanya ditentukan masuk ke dalam neraka.
Dengan adanya janji Allah yang disampaikan melalui Nabinya ini, maka al-Quran di setiap zaman, sejak diwahyukan sampai saat ini, banyak orang yang mau menghafalkannya. Di samping itu, ini juga merupakan salah satu janji Allah bahwa Dialah yang senantiasa menjaga kemurnian al-Quran. Salah satu “pembantu Allah” dalam memelihara kemurnian al-Quran adalah para penghafalnya. Tak terkecuali di masa modern ini, dimana segala ilmu pengetahuan dapat diakses melalui komputer, pun banyak kaum Muslimin yang tetap melestarikan tradisi menghafal al-Quran. Contohnya bisa kita lihat dalam setiap even MTQ, yang dipertandingkan bukan hanya sebatas lomba tarik suara dengan membaca al-Quran semata, melainkan yang lebih banyak pertandingannya justru di lomba hafalan al-Quran.[5]
Menghafal al-Quran juga mempunyai faidah yang sangat besar, antara lain:
  1. Memudahkan seorang muslim untuk berzikir dengan membaca al-Quran tanpa harus melihat mushaf al-Quran. Rasulullah Saw mengatakan bahwa zikir terbaik adalah dengan membaca al-Quran karena satu huruf yang ia baca pahalanya sepuluh kebaikan, bagaimana kalau seseorang membaca satu surat al-Baqarah? Tentu tidak bisa dibayangkan, berapa banyak pahala yang akan diperolehnya.
  2. Tidak susah untuk mencari ayat yang dibutuhkan, baik untuk suatu hujjah (alasan dalam berargumen) ataupun untuk berceramah.
  3. Jika menjadi imam shalat, lebih banyak variasi bacaannya sehingga tidak menjemukan makmumnya.
  4. Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Al-Quran adalah kalam Allah, maka siapapun yang membacanya berarti berdialog dengan Allah. Dengan seringkali berdialog, maka ia akan dikenal dan disayang sehingga rahmat Allah senantiasa tercurahkan kepadanya; dan banyak lagi faidah lainnya.
Dengan demikian, tentunya bagi kaum Muslimin sepatutnya untuk memiliki minat yang tinggi untuk menghafalkan kitab sucinya. Mereka harus yakin bahwa dengan lantaran al-Quranlah kehidupan kita akan baik karena ia memang pedoman hidup manusia. Jika kita dekat dengan al-Quran, apalagi menghafalnya, tentu Allah akan memberikan kelebihan kepada kita daripada hamba-hamba-Nya yang lain. Dan al-Quran memang telah dipersiapkan Allah untuk mudah dibaca dan dihafalkan karena itu kita juga harus yakin dapat menghafalkannya, meskipun kemampuan otak kita sangat terbatas. Janji Allah yang berulang kali terdapat dalam surat al-Qamar berikut ini menunjukkan bahwasanya al-Quran memang dibuat untuk memudahkan orang untuk dihafal.
ولقد يسرنا القرأن للذكر فهل من مدكر
Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Quran untuk dijadikan zikir (mengingat Allah, baik dengan membaca atau menghafal), maka adakah orang yang mau berzikir?
Karena itu, jelaslah Allah Swt. secara tegas menyatakan bahwa al-Quran itu dimudahkan Allah bagi orang-orang yang ingin menghafalkannya. Bagi mereka yang kesulitan menghafalkannya, pasti ada “sesuatu” yang menjadi penghalang utamanya. Mungkin dari faktor intern atau eksten dari dirinya sendiri, bukan al-Qurannya yang susah dihafal.
B. METODE PRAKTIS MENGHAFAL AL-QURAN
Metode ini merupakan metode yang sudah dipakai oleh para penghafal al-Quran pada umumnya yang diajarkan secara turun temurun dari seorang guru al-Quran kepada murid-muridnya. Mereka yang mau menghafalkan al-Quran biasanya diberikan nasehat terlebih dahulu oleh para pembimbingnya, termasuk salah satunya dengan menguasai metode ini. Apabila langkah-langkah yang diambil dalam menghafalkan sesuai dengan metode ini dan dilaksanakan dengan benar, maka hafalan akan melekat lebih lama. Sebaliknya seseorang yang menghafalkan secara terburu-buru dan merasa lancar bacaannya sehingga merasa sudah hafal tetapi kurang banyak mengulang, maka hafalannya itu tidak bertahan lama.
Syarat utama sebelum seseorang melangkahkan minatnya untuk menghafalkan al-Quran ialah:
  1. Niat ikhlas bahwa apa yang dikerjakannya tidak lain karena Allah semata
  2. Benar-benar untuk mencari keridhoan Allah semata.
  3. Kemauan yang keras untuk memenuhi target hafalan (tidak berhenti sebelum dapat mencapainya)
  4. Adanya guru yang dipercaya dapat membimbingnya untuk mencapai cita-citanya.
  5. Menyediakan waktu khusus setiap harinya untuk menghafal (yang sekiranya tidak ada kegiatan lainnya dan usahakan waktunya tetap).
  6. Harus yakin bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebaik-baik amalan yang membuahkan pahala yang besar disisi Allah.
  7. Memiliki mushaf al-Quran khusus, yakni yang bagian akhir halamannya itu akhir ayat dianjurkan mushaf cetakan kudus yang ada terjemahnya. Dianjurkan mushaf ini tidak “gonta-ganti” dengan mushaf lain.
Inilah tujuh syarat penting yang harus dimiliki oleh setiap penghafal. Adapun sekilas metode yang digunakan untuk menjadi seorang Penghafal al-Quran ini adalah sebagai berikut:
  1. Setelah kita wudlu dengan sempurna, kita siapkan mushaf khusus itu untuk kita baca.
  2. Baca al-Quran dengan tartil, fasih, lancar dan menyempurnakan tajwidnya.
  3. Perhatikan apa yang ada di sekitar mushaf yang akan dihafalkan, antara lain:
    1. surat yang dihafal
    2. nomor ayatnya, dihafalkan ketika sedang menghafalkan ayatnya (dimulai dengan menyebutkan nomornya dulu lalu baca ayatnya secara lisan dan di hati, kemudian setelah hafal ayatnya, nomor cukup diungkap dalam hati).
    3. lampiran dan halaman ke berapa dari juz yang dihafal
    4. tanda waqaf , maqra, dan ayat sajdah
    5. baris halaman
    6. nomor halaman mushaf
    7. terjemah ayat
    8. kalau sudah banyak tahu tentang terjemah, maka segera cari tahu kalau ada kosa kata yang tidak diketahui.
  4. Kalau kita ingin menghafal per-surat karena pendek-pendek atau per- halaman, maka bacalah surat/halaman itu sebanyak minimal 5 kali, kalau masih kurang lancar karena bacaannya susah tambahkan sampai 10 kali.
  5. Setiap ayat yang akan dihafal bacalah 5 kali dengan menyambungkan sedikit awal ayat berikutnya. Ini untuk memudahkan penghafal untuk mengingat ayat berikutnya, tapi bukan berarti diwaqafkan di awal ayat tersebut. Contohnya:
ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين. الذين يؤمنون بالغيب
Catatan: Pada setiap ayat diwaqafkan kecuali ayatnya memang pendek-pendek yang sengaja disambung, sedangkan awal ayat berikutnya hanya sebatas untuk pengingat saja ketika dalam taraf menambah hafalan.
  1. Ulangilah apa yang sudah dibaca itu dengan hafalan 5 kali, kalau masih belum lancar tambahkan sampai 10 kali. Usahakan hafalan itu benar-benar lancar tanpa ada salah. Bacaan tersebut harus pelan, santai dan bertajwid, tidak boleh tergesa-gesa dan cepat karena ini sangat mempengaruhi hafalan.
  2. Tambahkan dengan menghafal ayat berikutnya dengan menggunakan metode ke-5 di atas.
  3. Ulangi hafalan pertama dan berikutnya 5 kali dan begitu seterusnya.
  4. Kalau sudah hafal satu surat/halaman ulangi 5 kali sampai 10 kali. Pastikan hafalan yang sudah dimiliki benar-benar lancar tanpa ada yang salah.
  5. Ujilah hafalan tersebut di hadapan orang lain yang memang hafal atau ia melihat atau menyemak al-Quran. Kalau langkah ini teruji dengan baik maka langkah pertama sudah dilalui dengan baik.
  6. Pakailah hafalan yang sudah dihafalkan tersebut untuk shalat. Kalau masih lancar berarti telah teruji di langkah kedua.
  7. Terakhir bacakan hafalan tersebut kepada seorang guru yang hafal al-Quran yang menentukan apakah hafalan itu benar-benar sesuai dengan al-Quran dan kaidah-kaidah tajwidnya atau tidak.
  8. Peliharalah hafalan itu dengan senantiasa muraja'ah (mengulang-ulang) di hadapan guru dan jadikanlah hafalan al-Quran sebagai zikir utama kita.
Dengan metode yang praktis dan sederhana ini, terbukti banyak orang yang mampu menghafal al-Quran, meskipun secara IQ di antara para penghafal itu kurang daripada yang lain karena kunci menghafal adalah ketekunan dan niat yang ikhlash karena Allah semata. Disamping itu, diharapkan dia mampu menghafal ayat dan maknanya sekaligus. Allah Swt. berfirman: "Sungguh sesudah kesusahan itu ada kemudahan. Maka bila telah selesai (urusan itu), kerjakanlah sungguh-sungguh (urusan) lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap". (al-Insyirah: 6-8).



[1] Hadis ini shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi. Lihat DR. Ahmad Luthfi Fathullah, Hadis-hadis Keutamaan al-Quran, (Jakarta: Pustaka LP2QH, 2003), h. 14
[2] Hadis ini shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ibid., h. 2
[3] Hadis ini shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ibid., h. 23
[4] Hadis ini dhaif diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ibid., h. 21.
[5] Dikatakan lebih banyak karena dalam cabang pertandingan ini meliputi lomba: hafalan 5 juz dan tilawah, hafalan 10 juz, hafalan 20 juz, hafalan 30 juz, hafalan 30 juz dan tafsir bahasa Indonesia, hafalan 30 juz dan tafsir bahasa Arab, dan hafalan 30 juz dan tafsir bahasa Inggris (masing-masing putra-putri). Sementara lomba tilawah al-Quran hanya meliputi tingkatan anak-anak, remaja, dan dewasa (masing-masing putra-putri).
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan anda bertanya atau mengomentari tulisan di atas, cantumkan email anda.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rumah Qurani Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger